Herman Willem Daendels (21 Oktober 1762 - 2 Mei 1818) menjadi gubernur
jenderal Hindia Belanda yang ke-36 atas saran Kaisar Napoleon Bonaparte
dari tanggal 5 Januari 1808 – 15 Mei 1811. Selama menjadi gubernur
jenderal, Daendels dibebani tugas untuk melindungi pulau Jawa dari
kemungkinan serangan Inggris.
Selama memerintah, Daendels membangun Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan
untuk memperlancar mobilisasi pasukan Belanda di Jawa. Selain itu,
Daendels juga membangun pangkalan armada laut, pabrik senjata, dan
memberantas korupsi walaupun dirinya sendiri dituduh melakukan korupsi.
Daendels dikenal sebagai gubernur jenderal yang kejam dan bertangan besi karena selama masa kepemimpinannya ,
rakyat Jawa menjadi sangat menderita. Karena kekejamannya, oleh
masyarakat Jawa Daendels dijuluki sebagai Jenderal Guntur, Mas Guntur,
Marsekal Besi, bahkan di Jawa Barat ia dijuluki sebagai Mas Galak.
Karena kekejamannya, Daendels sering diadukan kepada Raja Louis
Bonaparte (adik Napoleon Bonaparte dan raja Belanda ketika Belanda
diduduki Prancis saat Perang Napoleon), dan akhirnya dipulangkan oleh
Napoleon Bonaparte sendiri. Setelah Daendels pulang, ia digantikan oleh
Jan Willem Janssens. Ketika tiba di Paris, Prancis setelah perjalanannya
dari Batavia, Daendels disambut langsung oleh Napoleon Bonaparte di
Istana Tuiliries dengan permadani merah. Pemanggilan Daendels oleh
Napoleon ini juga didasari oleh kebutuhan Napoleon mengenai seorang
jenderal yang ia butuhkan untuk memimpin kesatuan Wurtemberg yang
disiapkan untuk ikut dalam invasi ke Rusia pada tanggal 22 Juni 1812.
Kesatuan Wurtemberg adalah Legiun Asing (Legion Estranger) dalam korps
tentara kebanggaan Prancis (Grande Armee), Kesatuan Wutenberg ini
berasal dari Duke of Wurtemberg dan memiliki ukuran sebesar tiga divisi
(kira-kira 30.000 tentara). Kesatuan ini dikenal handal dan berani namun
sulit dikendalikan karena latar belakang mereka sebagai tentara bayaran
sebelum penaklukan Prancis, dan Napoleon mempercayakan kepemimpinan
kesatuan ini kepada Daendels yang diberi pangkat Kolonel Jenderal.
Setelah kekalahan Napoleon di Waterloo, Belgia dan Belanda berhasil
merdeka. Daendels menawarkan dirinya kepada Raja Willem I. Sayangnya,
Raja Willem I tidak terlalu suka dengan Daendels, namun Daendels tetap
diberi jabatan, yaitu sebagai gubernur jenderal di Gold Coast di Afrika
pada tahun 1815. Di sana Daendels terasing, dan akhirnya meninggal
karena penyakit malaria pada tanggal 2 Mei 1818.
Daendels
dianggap sebagai tiran oleh masayarakat Jawa, dan dianggap sebagai
pengkhianat oleh orang Belanda yang tinggal di Batavia. Daendels adalah
orang yang sangat setia kepada Napoleon, sehingga Daendels pernah
mengibarkan bendera Prancis di Batavia.
NB :
+Ketika Perang
Napoleon, Prancis berhasil menaklukan sebagian benua Eropa, Kerajaan
Belanda merupakan salah satu negara yang berhasil diduduki, dan Prancis
mendirikan pemerintahan sendiri di negera tersebut.
Sumber :
EmoticonEmoticon