Potensi gempa besar di Selatan Jawa cukup besar. Catatan sejarah 400
tahun lalu pernah terjadi gempa besar yang diikuti tsunami. Para ahli
tsunami menemukan paleotsunami di selatan Jawa seperti di Pangandaran,
Cilacap, Kulon Progo dll. Pernah terjadi gempa tsunami besar. Gempa dan
tsunami adalah bencana yang memiliki periode ulang. Pasti terjadi
kembali suatu waktu.
Pertemuan lempeng India Australia dan Eurasia
di selatan Jawa bergerak rata-rata 6,6 cm/tahun. Lebih besar daripada di
barat Sumatera yang bergerak 5 cm/tahun. Namun sayangnya catatan gempa
selama 140 tahun di selatan Jawa yang baru lepas hanya di Banyuwangi
(1996) dan Pangandaran (2006) yang memicu tsunami dan timbul korban
jiwa. Lokasi lainnya tidak ada catatan sejarah karena data sejarah gempa
di Indonesia hanya ada selama 140an tahun. Daerah yang sepi gempa ini
dinamakan seismic gap.
Zona selatan Jawa khususnya dari segmen
Pangandaran hingga Pacitan dan Banyuwangi adalah zona seismic gap.
Lempeng Indo Australia dan Eurasia di selatan Jawa ini aktif bergerak
rata-rata dengan kecepatan 6,6 cm per tahun. Ratusan tahun tanpa gempa
besar sehingga energinya terkunci. Artinya ada potensi yang besar. Suatu
saat bisa lepas energinya menjadi gempa dan membangkitkan tsunami.
Kapan? Kita tidak tahu pasti.
Dengan adanya gempa yang cukup besar
yang sering terjadi di selatan Jabar spt gempa 6,9 SR pada 15/12/2017
dan 6,1 SR pada 23/1/2018 dikhawatirkan dapat memicu membangunkan
keseimbangan sistem lempeng yang terkunci.
Sebelum gempa dan tsunami Aceh 2004 lalu fenomena juga didahului dengan gempa-gempa yang beruntun.
Potensi maksimum gempa di selatan Jawa adalah 8,7 SR. Bahkan ada ahli
yang memprediksi 9,1 SR. Jika ini terjadi maka akan terjadi tsunami yang
besar.
Untuk itu perlu meningkatkan kewaspadaan. Persiapan dan
mitigasi menghadapi gempa harus ditingkatkan. Tata ruang, building code,
kesiapsiagaan, dan lainnya harus ditingkatkan agar kita tidak selalu
siap menghadapi kondisi yang terburuk.
EmoticonEmoticon